Cara budidaya ikan lele dengan panduan lengkap

Budidaya ikan lele - Lele adalah salah satu jenis ikan air tawar yang mampu bertahan hidup dalam kepadatan tinggi. Ikan ini mempunyai tingkatan konversi makanan menjadi berat tubuh yang baik. Dengan sifat tersebut, budidaya ikan lele tentunya menguntungkan jika dijalani secara intensif.

Apalagi cukup tinggi minat terhadap kuliner lele, sehingga budidaya ikan lele menjadi prospek bisnis yang cukup menjanjikan. namun ada beberapa tips agar budidaya lele berjalan dengan baik. karena tidak seperti ikan air tawar lainnya, dimana dudi daya lele lebih sulit.

Jika memutuskan untuk terjun dalam bisnis budidaya ikan terutama lele, tentu ada dua opsi yang dapat kita pilih. yaitu produksi benih dan produksi lele siap konsumsi. dari kedua opsi tersebut, tentu kita bisa memilih dua duanya.

disini ada beberapa tips yang mudah mudahan bisa memandu pembaca untuk mempelajari cara budidaya ikan lele agar dalam perakteknya dapat berjalan dengan sehingga hasil budidaya bisa menguntungkan

ikan lele

Persiapan lokasi kolam untuk budidaya
Ada berbagai macam tipe kolam yang bisa digunakan sebagai tempat budidaya ikan lele. Setiap tipe kolam memiliki kelebihan serta kekurangannya bila dilirik dari sudut pandang usaha budidaya. Untuk menentukan kolam seperti apa yang tepat. yang perlu di perhitungkan adalah kondisi lingkungan.

Jenis kolam yang paling sering di gunakan untuk budidaya lele, yaitu kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, keramba dan jaring apung. sedangkan pada postingan yang satu ini, saya akan mengurai kolam tanah, karena paling sering digunakan oleh para pembudidaya. Proses yang akan di jalani saat membuat kolam tanah dibawah ini

a. Pengolahan tanah serta pengeringan
Pertama tama kolam perlu dikeringan terlebih dulu baru setelah itu benih lele ditebarkan. kira kira 3 sampai 7 hari lama pengeringan kolam, ergantung kondisi cuaca. Sebagai barometer, jika permukaan kolam sudah retak-retak, artinya kolam sudah cukup kering.

Tujuan pengeringan kolam, tidak lain untuk memberantas adanya mikro organisme jahat yang berpotensi mejadi benih penyakit. mikro organisme tersebut dapat berrkembang dari hasil budidaya lele sebelumnya.

Jika sudah cukup kering, permukaan tanah dibalik dengan cangkul atau bisa dibajak. hal tersebut dilakukan supaya mengembalikan kegemburan tanah serta menyingkirkan gas beracun yang terpendam dalam tanah

Saat proses pembajakan, angkat lapisan lumpur hitam yang ada pada dasar kolam. Lumpur tersebut seperti biasa baunya busuk karena menyimpan gas-gas beracun seperti amonia dan hidrogen sulfida. Gas-gas tersebut terbentuk dari sisa pakan yang menumpuk

b. Pemupukun sampai pengapuran
Pengapuran berfungsi untuk menyeimbangkan keasaman kolam dan membantu memberantas mikroorganisme patogen. Jenis kapur yang digunakan adalah dolomit atau kapur tohor.

Pengapuran dilakukan dengan cara ditebar secara merata di permukaan dasar kolam. Setelah ditebari kapur, balik tanah agar kapur meresap ke bagian dalam. Dosis yang diperlukan untuk pengapuran adalah 250-750 gram per meter persegi, atau tergantung pada derajat keasaman tanah. Semakin asam tanah semakin banyak kapur yang dibutuhkan.

Langkah selanjutnya adalah pemupukan. Gunakan paduan pupuk organik ditambah urea dan TSP. Jenis pupuk organik yang dianjurkan adalah pupuk kandang atau pupuk kompos. Dosisnya sebanyak 250-500 gram per meter persegi. Sedangkan pupuk kimianya adalah urea dan TSP masing-masing 15 gram dan 10 gram per meter persegi. Pemupukan dasar kolam bertujuan untuk menyediakan nutrisi bagi biota air seperti fitoplankton dan cacing. Biota tersebut berguna untuk makanan alami ikan lele.

c. Pengaturan air kolam
Ketinggian air yang ideal untuk budidaya ikan lele adalah 100-120 cm. Pengisian kolam dilakukan secara bertahap. Setelah kolam dipupuk, isi dengan air sampai batas 30-40 cm. Biarkan kolam tersinari matahari selama satu minggu.

Dengan kedalaman seperti itu, sinar matahari masih bisa tembus hingga dasar kolam dan memungkinkan biota dasar kolam seperti fitoplankton tumbuh dengan baik. Air kolam yang sudah ditumbuhi fitoplankton berwarna kehijauan.

Setelah satu minggu, benih ikan lele siap ditebar. Selanjutnya, air kolam ditambah secara berkala sesuai dengan pertumbuhan ikan lele sampai pada ketinggian ideal.

Pemilihan benih ikan lele

Kualitas benih yang akan ditebar, tentunya sangat mempengaruhi tingkat kesuksesan budidaya. Di Indonesia, ada beberapa jenis ikan le yang bagus untuk di budidayakan. dari banyaknya jenis, kami merekomendasikan lele sangkuriang yang banyak di produksi benihnya di sukabumi, salah satunya.

Pembenihan dan pemijahan ikan lele terbilang sangat sulit, namun anda tidak perlu repot repot. karna kita bisa membeli benih lele. namun anda harus memastikan kulitas benih lele yang akan di besarkan. adapun jika ingin melakukan pemijahan sendiri, sesulit apapun pastinya bisa dipelajari.

a. Syarat benih unggul
Benih harus benar benar sehat jika akan ditebar. Ciri benih yang sehat, biasanya gerakannya lincah, ataupun pada tubuhnya tidak terdapat cacat sedikitpun, bebas dari bibit penyakit dan gerakan renangnya normal. Untuk menguji gerakannya, tempatkan ikan pada arus air. Jika ikan tersebut menantang arah arus air dan bisa bertahan berarti gerakan renangnya baik.

Untuk ukuran benih, usahakan rata agar besarnya serempak. biasanya  benih yang akan dibesarkan mempunyai panjang 5-7 cm. lema pemeliharaan dari benih diatas 2,5-3,5 sampai lele dapat dikonsumsi atau berukuran 9-12 ekor per kilo

b. Tips penebaran benih
Sebelum benih ditebar, kita harus memperhatikan kondisi iklim dan benih harus dilakukan penyesuaian dengan iklim. yaitu masukan benih dalam wadah dan ikan tersebut masukan dalam kolam bersama dengan wadahnya. setelah 15 menitan, miringkan wadah tersebut supaya benih keluar dengan sendirinya. ini tujuannya agar benih lele dapat menyesuaikan dengan kondisi iklim, supaya tidak terjadi stres.

Dalam penebaran, kepadatan kolam tentu perlu diperhatikan. misalnya jika kolam berukuran 1 meter persegi, maka benih sebanyak 200-400 ekor. semakin baik mutu air, maka semakin banyak pula jumlah benih yang bisa di tampung. sedangkan tinggi air, sebaiknya tidak lebih dari 40 cm kala benih di sebar. tujuannya supaya benih ikan dapat menjaungkau permukaan untuk bernafas. sedangkan pengisian air berikutnya disesuaikan dengan ukuran ikan

Pakan untuk budidaya ikan lele

Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam budidaya ikan lele. Ada banyak sekali merek dan ragam pakan di pasaran. Pakan ikan lele yang baik adalah pakan yang menawarkan Food Convertion Ratio (FCR) lebih kecil dari satu. FCR adalah rasio jumlah pakan berbanding pertumbuhan daging. Semakin kecil nilai FCR, semakin baik kualitas pakan.

Untuk mencapai hasil maksimal dengan biaya yang minimal, terapkan pemberian pakan utama dan pakan tambahan secara berimbang. Bila pakan pabrik terasa mahal, silahkan coba membuat sendiri pakan lele alternatif.

a. Pemberian pakan utama
Karena lele merupakan ikan karnivora, maka pakan untuk lele perlu banyak mengandung protein hewani. Umumnya kandungan nutrisi yang perlukan ikan lele adalah lemak (4-16%),  protein (minimal 30%),  karbohidrat (15-20%), mineral dan vitamin .

Untuk mendapatkan pakan yang baik untuk budidaya ikan lele, kita tentu bisa membelinya. karena banyak sekali jenis pelet yang dijual dipasaran yang kebanyakan sudah mengandung nutrisi disertai keterangan.

Umunnya ikan lele setiap harinya memerlukan pakan sebanyak 3-6 % dari bobot tubuhnya. contohnya, ikan lele yang berbobot 50 gram, maka membutuhkan pakan sebanyak 2.5 gram (5 % dari bobot tubuh ikan). dan setiap 10 hari ambil samplingnya, kemudian timbang dan sesuaikan banyaknya pakan yang diberikan. 2 minggu sebelum panen, porsi pakan perlu dikurangin sebanyak tiga persen dari bobot lele

Untuk jadwal pemberian pakan, kitapun perlu menyesuaikan dengan nafsu makan ikan. frekuesinya 4-5 kali dalam sehari. sedangkan ikan yang berukuran masih kecil, harus lebih sering. adapun waktu pemberian makanan, pagi, siang, sore dan malam hari.

Karena ikan lele adalah hewan noktural yaitu aktif pada malam hari. maka pemberian pakan pada sore dan malam hari haruslah lebih banyak, tentunya pemberipakan harus lebih teliti terhadap reaksi ikan. misalnya saat lele sedang agresif menyantap pan danberhenti memberi pakan jika ikan sudah nampak malas menyantap pakan

b. Pemberian pakan tambahan
Selain diberi pakan utama, tentunya sangat menganjurkan untuk memberikan pakan tambahan. hal ini bertujuan untuk menghemat biaya untuk pakan. jika kolam budidaya dekat dengan pelelangan ikan, kita dapat memberikan ikan rucah segar. yaitu hasil ikan tangkapan dari laut yang kurang bagus untuk di konsumsi manusia. selain itu kita juga bisa memberi pakan dengan belatung dari ampas tahu.

Selain pakan tambahan yang saya anjurkan diatas, limbah ayam dan keong mas tentu sangat bagus dijadikan pakan lele, namun harus diolah terlebih dahulu, baru diberikan. cara pengolahannya, yaitu dengan perebusan. jika sudah matang, silahkan pisah cangkan dan daging keong mas, selanjutnya dicincang. Sedangkan limbah ayam sebaiknya bersihkan bulu terlebih dahulu.

Hal yang wajib di ingat dalam pemberian pakan, tidak boleh terlambat. karena lele memiliki sifat kalibal, artinya lele yang memiliki tubuh lebih besar akan memangsa lele yang lebih kecil jika kekerangan makan

Pengelolaan air untuk kolam lele

Pengelolaan air kolam adalah salah satu hal penting yang mempengaruhi hasil budidaya. jadi untuk mendapatkan hasil maksimal, kualitas air wajib diperhatikan. misalnya awasi tumpukan sisa makanan yang tidak habis di dasar kolam. tumpukan tersebut bisa menimbulkan gas amonia atau hidrogen sulfida, tandanya yaitu adanya bau busuk.

Jadi jika sudah muncul bau busuk, buang sepertiga air bagian bawah. selanjutnya isi ulang air kolam dengan yang baru. Frekuensi pembuangan air di tentukan dengan kebiasaan pemberian pakan. Apabila dalam pemberian pakan banyak menimbulkan sisa, pergantian air akan lebih sering dilakukan.

Pengendalian hama dan penyakit

Hama yang paling banyak merusak ikan lele yaitu hama predator diantaranya yaitu linsang, ular, sero, musang air dan burung. Sedangkan hama yang menjadi pesaing antara lain ikan mujair. Untuk mencegahnya yaitu dengan memasang saringan pada jalan masuk dan keluar air atau memasang pagar di sekeliling kolam.

Penyakit pada budidaya ikan lele bisa terjadi karena protozoa, bakteri dan virus. Ketiga mikroorganisme ini menimbulkan macam macam penyakit yang cukup mematikan. diantaranya yaitu bintik putih, kembung perut dan luka di kepala dan ekor.

Untuk menghindari terjadinya penyakit infeksi yaitu menjaga air agar tetap berkualitas, mengontrol porsi pakan, menjaga kebersihan kolam, dan mempertahankan suhu kolam pada kisaran 28oC. Selain penyakit infeksi, ikan lele juga dapat terserang penyakit non-infeksi seperti kuning, kekurangan vitamin dan lain-lain.

Panen hasil budidaya ikan lele

Ikan lele dapat dipanen jika berat mencapai 9-12 ekor per kg, atau sesuai kebutuhan pasar. untuk mencapai ukuran tersebut, dalam tempo 2,5-3,5 bulan dari bibi lele 5-7 cm. Berbeda dengan konsumsi lokal, lele untuk tujuan ekspor biasanya mencapai ukuran 500 gram per ekor.

24 jam pra panen, ada baiknya ikan lele tidak diberi makan supaya tidak buang kotoran saat diangkat. saat lele dipanen, lakukanlah penyortiran untuk memisakan ukuran. ini tujuannya pada pengelompokan harga.

Sumber : alamtani.com